Cerita Mbok Bakul Tempe
Cerita Mbok Bakul Tempe
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu dan
boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu , padahal ia amat buruk bagimu."
Di suatu daerah , ada seorang wanita setengah baya yang berprofesi
sebagai seorang penjual tempe atau orang sering menyebutnya "si mbok
bakul tempe." Setiap hari dia membuat tempe dari bahan dasar kedelai.
Wanita ini adalah seorang muslimah yang Alhamdulillah, selalu
menjalankan sholat lima waktu. Pokok kata beliau selalu rajin beribadah.
Suatu pagi dini hari, disaat orang sedang nyenyak tidur, si mbok ini
bangun pagi dan memeriksa bungkusan tempe yang dibuatnya. Ternyata
kedelai yang seharusnya berfermentasi menjadi tempe tetep dalam kondisi
semula sebagai kedelai.
Si mbok baku tempe, karena terbiasa melaksanakan ibadahnya, serta merta
menengadahkan tangan sembari memohon do'a : Ya Allah ya Robbi, yang
menggemgam jiwaku, yang maha pengasih lagi maha penyayang, Engkau tahu
bahwa pekerjaanku adalah menjual tempe, tapi apabila pagi ini kedelai
dalam bungkusan ini belum menjadi tempe, apa yang bisa saya jual ?...
Tidak lama kemudian, si mbok membuka kembali bungkusan kedelai dibakul
tersebut, sembari terus berdo'a agar kedelainya menjadi tempe. Perlahan
dibukanya, ternyata.... Kedelai tersebut.... Masih berupa kedelai. Mbok
bakul tempe kembali menutup bungkusan dan kembali berdo'a memohon dengan
sangat kepada Allah SWT agar kedelainya lekas menjadi tempe, namun
ternyata Allah SWT berkehendak lain. Bungkusan tersebut masih berisi
kedelai dan belum berubah menjadi tempe.
Hari sudah beranjak pagi, matahari sudah memancarkan sinarnya. Mbok
bakul tempe yang biasa berangkat kepasar sebelum matahari terbit, pagi
ini berangkat kepasar dengan langkah agak lemas.
Sepanjang perjalanan si mbok bakul tempe terus berdo'a memohon kepada
Allah SWT agar bisa berjualan tempe. Sesampainya dipasar dia tidak
langsung menggelar dagangannya karena dia khawatir bungkusan tersebut
belum menjadi tempe. Segera diperiksa bungkusan tersebut, ditekan-tekan
dengan jarinya, ternyata ...ya Allah ... masih berupa kedelai.
Hari beranjak siang, teman sesama bakul tempe sudah hampir berkemas
meninggalkan pasar. Sebagian besar dagangan mereka sudah laku. Si mbok
bakul tempe masih duduk termenung. Tiba-tiba datang seorang wanita
menyapa si mbok bakul tempe, "mbok jual tempe yang belum jadi engga ?
saya sudah keliling pasar ini ngga ada yang jualan. Saya mau kirim tempe
yang belum jadi untuk anak saya di Yogya. Anak saya suka tempe mendoan.
Kalau saya kirim yang sudah jadi seringnya sampai sana busuk.
Si mbok tersadar dari lamunannya, namun tidak serta merta dia menjawab
pertanyaan wanita tersebut, sebab sembari termenung dia terus berdo'a
agar kedelainya sudah menjadi tempe. Perlahan dibukanya bungkusan
tersebut. Ternyata...Alhamdulillah.. ya ..Allah tempenya belum jadi, si
mbok berkata dalam hati. Akhirnya wanita tersebut membeli seluruh
dagangan si mbok bakul tempe.
Nah .. pembaca yang baik, kadang kita berdo'a kepada Allah SWT memohon
sesuatu dengan sedikit memaksakan kehendak kita. Padahal hanya Allah SWT
yang maha mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tanpa bermaksud
menggurui, marilah saudara-saudaraku, mulai detik ini memanjatkan do'a
tanpa sedikitpun memaksakan kehendak kita. Biar Allah SWT yang maha
mengetahui itu yang mengatur kehendak Nya untuk kita.
Yang menarik, sosok mbok bakul tempe tadi mewakili sosok seseorang yang
taat beribadah. Begitu terbentur suatu masalah, ia segera mengadukan
urusannya kepada Allah SWT . kalau toh ada yang keliru, adalah caranya
memohon, yang terjebak pada keterbatasan pengetahuannya sebagai manusia.
Semantara dibanyak tempat di dunia ini, begitu banyak manusia yang sudah
enggan berdo'a kepada Nya. Entah karena keyakinannya yang begitu tipis
terhadap Allah SWT atau karena 'pede'nya yang begitu tinggi terhadap
diri sendiri. Mereka menyandarkan kebahagiaan hidup kepada kecerdasan
dan kerja keras. Seolah kemampuan manusia tanpa batas. Saya pribadi
mengajak saya sendiri dan anda dari sikap mengabaikan Allah SWT.
Jadi tetaplah berdo'a kepada Nya dan berusaha berprasangka baik kepada
Allah SWT . bersabarlah terhadap apa yang telah kita terima karena
mungkin belum waktunya Allah SWT menunjukan bahwa sebenarnya apa-apa
yang terbaik bagi kita.
Kita perlu memahami bahwa dalam segala peristiwa selalu terdapat hikmah.
Sebagai manusia kadang kita bersikap na'if mengharapkan mengharapkan
sesuatu yang sebenarnya belum tentu baik bagi kita.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu dan
boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu , padahal ia amat buruk bagimu."
Di suatu daerah , ada seorang wanita setengah baya yang berprofesi
sebagai seorang penjual tempe atau orang sering menyebutnya "si mbok
bakul tempe." Setiap hari dia membuat tempe dari bahan dasar kedelai.
Wanita ini adalah seorang muslimah yang Alhamdulillah, selalu
menjalankan sholat lima waktu. Pokok kata beliau selalu rajin beribadah.
Suatu pagi dini hari, disaat orang sedang nyenyak tidur, si mbok ini
bangun pagi dan memeriksa bungkusan tempe yang dibuatnya. Ternyata
kedelai yang seharusnya berfermentasi menjadi tempe tetep dalam kondisi
semula sebagai kedelai.
Si mbok baku tempe, karena terbiasa melaksanakan ibadahnya, serta merta
menengadahkan tangan sembari memohon do'a : Ya Allah ya Robbi, yang
menggemgam jiwaku, yang maha pengasih lagi maha penyayang, Engkau tahu
bahwa pekerjaanku adalah menjual tempe, tapi apabila pagi ini kedelai
dalam bungkusan ini belum menjadi tempe, apa yang bisa saya jual ?...
Tidak lama kemudian, si mbok membuka kembali bungkusan kedelai dibakul
tersebut, sembari terus berdo'a agar kedelainya menjadi tempe. Perlahan
dibukanya, ternyata.... Kedelai tersebut.... Masih berupa kedelai. Mbok
bakul tempe kembali menutup bungkusan dan kembali berdo'a memohon dengan
sangat kepada Allah SWT agar kedelainya lekas menjadi tempe, namun
ternyata Allah SWT berkehendak lain. Bungkusan tersebut masih berisi
kedelai dan belum berubah menjadi tempe.
Hari sudah beranjak pagi, matahari sudah memancarkan sinarnya. Mbok
bakul tempe yang biasa berangkat kepasar sebelum matahari terbit, pagi
ini berangkat kepasar dengan langkah agak lemas.
Sepanjang perjalanan si mbok bakul tempe terus berdo'a memohon kepada
Allah SWT agar bisa berjualan tempe. Sesampainya dipasar dia tidak
langsung menggelar dagangannya karena dia khawatir bungkusan tersebut
belum menjadi tempe. Segera diperiksa bungkusan tersebut, ditekan-tekan
dengan jarinya, ternyata ...ya Allah ... masih berupa kedelai.
Hari beranjak siang, teman sesama bakul tempe sudah hampir berkemas
meninggalkan pasar. Sebagian besar dagangan mereka sudah laku. Si mbok
bakul tempe masih duduk termenung. Tiba-tiba datang seorang wanita
menyapa si mbok bakul tempe, "mbok jual tempe yang belum jadi engga ?
saya sudah keliling pasar ini ngga ada yang jualan. Saya mau kirim tempe
yang belum jadi untuk anak saya di Yogya. Anak saya suka tempe mendoan.
Kalau saya kirim yang sudah jadi seringnya sampai sana busuk.
Si mbok tersadar dari lamunannya, namun tidak serta merta dia menjawab
pertanyaan wanita tersebut, sebab sembari termenung dia terus berdo'a
agar kedelainya sudah menjadi tempe. Perlahan dibukanya bungkusan
tersebut. Ternyata...Alhamdulillah.. ya ..Allah tempenya belum jadi, si
mbok berkata dalam hati. Akhirnya wanita tersebut membeli seluruh
dagangan si mbok bakul tempe.
Nah .. pembaca yang baik, kadang kita berdo'a kepada Allah SWT memohon
sesuatu dengan sedikit memaksakan kehendak kita. Padahal hanya Allah SWT
yang maha mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tanpa bermaksud
menggurui, marilah saudara-saudaraku, mulai detik ini memanjatkan do'a
tanpa sedikitpun memaksakan kehendak kita. Biar Allah SWT yang maha
mengetahui itu yang mengatur kehendak Nya untuk kita.
Yang menarik, sosok mbok bakul tempe tadi mewakili sosok seseorang yang
taat beribadah. Begitu terbentur suatu masalah, ia segera mengadukan
urusannya kepada Allah SWT . kalau toh ada yang keliru, adalah caranya
memohon, yang terjebak pada keterbatasan pengetahuannya sebagai manusia.
Semantara dibanyak tempat di dunia ini, begitu banyak manusia yang sudah
enggan berdo'a kepada Nya. Entah karena keyakinannya yang begitu tipis
terhadap Allah SWT atau karena 'pede'nya yang begitu tinggi terhadap
diri sendiri. Mereka menyandarkan kebahagiaan hidup kepada kecerdasan
dan kerja keras. Seolah kemampuan manusia tanpa batas. Saya pribadi
mengajak saya sendiri dan anda dari sikap mengabaikan Allah SWT.
Jadi tetaplah berdo'a kepada Nya dan berusaha berprasangka baik kepada
Allah SWT . bersabarlah terhadap apa yang telah kita terima karena
mungkin belum waktunya Allah SWT menunjukan bahwa sebenarnya apa-apa
yang terbaik bagi kita.
Kita perlu memahami bahwa dalam segala peristiwa selalu terdapat hikmah.
Sebagai manusia kadang kita bersikap na'if mengharapkan mengharapkan
sesuatu yang sebenarnya belum tentu baik bagi kita.
Komentar
Posting Komentar